Rahim Pengganti

Bab 165 "Ngidam Luar Biasa"



Bab 165 "Ngidam Luar Biasa"

Bab 165     

Ngidam Luar Biasa     

Namun hormon ibu hamil membuat Gina begitu sensitif hingga saat ini ini tanpa sadar wanita itu sudah meneteskan air mata nya dan menunjukkan kepala nya melihat perubahan dari sang istri membuat Dafa segera mendekat kearah zina dan memeluk istri nya tersebut. Bian dan juga Carissa serta Ryu begitu kaget melihat Gina yang saat ini sedang menangis mereka bertiga sok dengan apa yang mereka lihat karena Gina adalah sosok seseorang yang tidak pernah menangis meskipun hati nya tersakiti namun kali ini berbeda dan hal itu menimbulkan banyak tanda tanya Di kepala mereka masing masing.     

"Kamu kenapa sayang. Kenapa nangis gini," ucap bunda Carissa. Daffa mencoba menenangkan sang istri, pria itu juga mencoba menjelaskan apa yang terjadi kepada istri nya. Hingga Gina kembali mengangkat kepala nya, dan tersenyum bahagia ke arah mereka semua. Ternyata, saat ini Gina sedang mengerjakan kedua orang tua nya. Wanita itu lalu mengeluarkan bukti laporan pemeriksaan diri nya dan juga foto USG.     

Melihat hal itu, sontak saja, membuat mereka bertiga terdiam di tempat. Hingga akhirnya Bunda Carissa segera memeluk sang anak, dan berdoa untuk semua kebahagiaan dan kebaikan Gina serta anak yang ada di dalam kandungan nya.     

***     

Suara berisik di dalam kamar mandi membuat Dafa yang tertidur tiba tiba saja terbangun dari tidurnya pria itu menatap ke arah tempat tidur di mana sang istri berada. Namun, tidak ada ada Gina di tempat tersebut hal itu membuat Daffa segera beranjak dari tempat tidur nya. Pria itu langsung masuk ke dalam kamar mandi dan bisa dilihat di dalam sana Gina sedang memuntahkan seluruh isi perutnya . Daffa langsung mendekatkan diri ke arah sang istri dan memijit tengkuk istrinya supaya Gina bisa merasakan hal yang lebih enak. Sudah hampir selama 2 minggu Gina selalu mual dengan begitu parah, Daffa bahkan sudah sering mengajak sang istri untuk pergi ke dokter dan mengecek nya karena pria itu sangat takut sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi pada istri dan calon anak nya.     

"Kita ke dokter aja ya sayang aku nggak mau kamu dan calon anak kita kenapa kenapa. Ini sudah terjadi sangat lama sayang dan aku sangat khawatir," ucap Daffa dengan raut wajah ah yang begitu khawatir.     

Namun, Gina membalas dengan gelengan kepala wanita itu itu tidak merasa keberatan dengan apa yang terjadi karena diri nya juga sudah bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman dan juga mencari bacaan di internet menurut Gina hal seperti ini sangat wajar terjadi pada ibu hamil di 3 bulan pertama kehamilan nya Daffa juga sudah diberitahu namun, suami nya itu tetap saja sangat khawatir kepada diri nya.     

Daffa hanya bisa pasrah ketika apa yang diri nya inginkan tidak dituruti oleh sang istri hanya bisa berdoa semoga semua nya baik baik saja setelah di Gina merasakan diri nya sudah baik, wanita itu lalu berjalan kembali keluar dari dalam kamar mandi Daffa segera menolong istrinya tersebut. Setelah sampai di dalam kamar Daffa selalu memberikan air hangat yang ada di teko di dekat tempat tidur mereka air tersebut selalu diri nya isi supaya sewaktu waktu sang istri bisa minum tanpa harus turun ke lantai bawah.     

"Kamu minum dulu sayang, biar lebih enakkan perut nya," ujar Daffa.     

"Terima kasih Mas," balas Gina.     

Wanita itu mengambil dan menghabiskan air tersebut dengan sekali tegukan. Setelah itu, Gina lalu kembali membaringkan badan nya di ikuti oleh Daffa. Dilirik nya, jam saat ini masih sangat malam, hal itu membuat Daffa masih mengantuk.     

Kedua nya lalu kembali tidur, tak lupa Daffa mengusap perut rata milik sang istri mendapatkan ucapan tersebut membuat Gina begitu bahagia wanita itu lalu mulai memejamkan mata nya dan masuk kembali ke alam mimpi tak lama Daffa pun menyusul Gina kedua nya lalu tertidur menikmati malam yang begitu indah.     

***     

Udara pagi ini sangat terasa begitu dingin tadi subuh hujan turun membasahi bumi aroma tanah yang terkena air hujan sangat begitu nyaman untuk dihirup bagi sebagian orang aroma tersebut membuat seseorang menjadi nyaman dan juga memiliki ketenangan masing masing. Begitu juga dengan Gina ibu hamil itu saat ini sedang berdiri di bagian belakang rumah nya dengan memejamkan mata menikmati setiap aroma dan tetesan hujan yang masih menetes hingga saat ini. Sedangkan sejak tadi Daffa sudah mencari keberadaan istri nya pria itu bangun dari tidur dan kaget tidak melihat sang istri di samping diri nya atau di dalam kamar mandi . Segera saja Daffa keluar dari dalam kamar nya dan mulai mencari sang istri.     

"Sayang!!" teriak Daffa. Namun, tidak ada sedikit pun jawaban dari istri nya itu. Hingga Daffa melihat ke arah dapur dan diri nya mulai mendekat. Benar saja, sang istri ada di sana.     

"Kamu kenapa ada di sini," ucap Daffa. Pria itu lalu melingkarkan tangannya di perut sang istri dan memeluk Gina dari belakang Gina masih tetap dengan kondisi nya saat ini wanita itu tetap memejamkan mata sembari menghirup aroma tanah yang begitu indah sedangkan Daffa membawa wajah nya ke tengkuk sang istri tempat yang menjadi favorit Daffa sesekali Daffa kecup leher istri nya itu hingga membuat Gina segera membuka mata nya.     

"Mas geli tahu nggak," ucap Gina. Namun, Daffa tidak mengindahkan ucapan dari istri nya pria itu tetap mulai menjahili sang istri dan sontak saja hal tersebut membuat Gina menjadi kesal hingga wanita itu membalik badan nya tatapan mata Gina terlihat sangat marah namun Daffa tidak kesal pria itu malahan tertawa melihat istri nya yang semakin hari semakin menggemaskan.     

Wajah cemberut ibu hamil itu membuat Daffa begitu ingin mengecup bibir manis sang istri saat Daffa akan memajukan wajahnya Gina segera mendorong bibir sang suami dengan jari telunjuk nya wanita itu menggelengkan kepalanya melihat hal tersebut membuat Dafa bingung karena tidak biasa nya sang istri bersikap seperti ini.     

"No, kamu belum mandi. Dan aku nggak suka," ucap Gina. Setelah mengatakan hal itu Gina lalu beranjak dari tempat tersebut wanita hamil itu lalu mengambil sebuah toples yang berisikan kue bawang dan membawa nya ke sofa depan televisi. Sudah menjadi kebiasaan Gina disaat diri nya libur kuliah maka wanita itu tidak akan mau membuat sarapan makan siang ataupun makan malam sikap malas nya timbul sejak dirinya hamil dan sejak saat itu Daffa lah yang memasak atau sang ibu mertua yang mengirimkan mereka makanan.     

"Mas aku malas masak, kamu beli aja ya." Daffa tersenyum, pria itu tidak pernah menuntut istri nya untuk selalu memasak, apa lagi sang ibu sudah memperingatkan Daffa sebelum nya, bahwa diri nya harus sabar dengan semua tingkah laku sang istri yang terkadang benar benar membuat geleng geleng kepala. "Iya sayang, yang penting kamu senang, apa pun itu akan Mas lakukan. Kamu nggak suka masak, nggak masalah. Yang penting kamu dan si adek baik baik saja," ujar Daffa. Senyum bahagia, tercetak dan mengembang dengan begitu lebar. Hal itu membuat Daffa begitu senang, lalu dikecup nya pipi sang istri. Gina seketika menoleh, Daffa sudah sangat siap jika sang istri akan marah namun, ternyata tidak Gina malahan tersenyum dan menyandarkan diri nya ke arah Daffa.     

Di lain tempat Acha pagi pagi sekali sudah diminta oleh atau untuk bangun dan ikut dengan dirinya pergi ke tempat seminar seperti biasa nya. Kedua nya hanya bisa pergi bersama di saat seperti saat ini karena hubungan mereka belum sampai banyak orang yang tahu hanya para sahabat Acha dan juga bunda Irene yang mengetahui hal tersebut bukan karena Atha ataupun Acha tidak siap dengan apa yang terjadi namun keputusan ini diambil untuk kebaikan semua orang.     

"Maaf ya aku telat," ujar Acha dengan raut wajah yang tidak baik. Wanita itu tahu jika Atha tidak menyukai hal terlambat meskipun hanya beberapa detik atau pun menit. Atha tersenyum ke arah Acha pria itu lalu menggelengkan kepala nya dan mengusap lembut kepala milik Acha. "Nggak terlambat kok, kita jalan sekarang ya," balas Atha dengan lembut. Kedua nya lalu, pergi meninggalkan rumah Acha. Senyum yang begitu mengembang tak pernah luntur dan hal itu membuat kedua anak manusia itu begitu bahagia, tanpa mereka tahu bahwa ada hati yang tersakiti.     

Tadi pagi, karena Dewa mengetahui, tidak ada nya mereka kuliah ingin sekali mengajak Acha untuk lari pagi, namun, pemandangan yang diri nya lihat membuat Dewa begitu sakit dan kecewa. "Apa hal ini, yang sering kamu rasa nya ketika aku dengan sengaja membuat kamu cemburu? Maaf Cha … maaf, aku akhir nya merasakan hal ini juga," gumam Dewa.     

Menyesal ya itulah yang dirasakan dewasa saat ini pria itu sangat menyesal dengan apa yang pernah dirinya lakukan kan harusnya tidak ada ada hal yang tersebut yang pernah dilakukan sehingga hal ini tidak pernah terjadi berulang kali Dewa menarik napasn ya sesak itulah yang dirasakan pria itu saat ini. Bahkan air mata nya sudah mengalir Dewa tidak pernah merasakan hal seperti ini namun, kali ini dirinya begitu tidak terima dengan apa yang terjadi sungguh melihat kedekatan wanita yang nyata nya sudah berhasil membuat diri nya nya nyatanya kebahagiaan yang dibangun oleh wanita itu ia sendiri yang menghancurkan nya.     

***     

"Kita sarapan dulu," ajak Atha. Acha hanya membalas dengan anggukan kepala nya, senyum di bibir kedua nya tidak pernah luntur, dan hal itu membuat Atha dan juga Acha terlihat seperti dua orang yang saling mencintai.     

Tak lama mobil yang dikendarai oleh Atha sudah sampai di sebuah gerobak bubur ayam kedua nya segera turun dari dalam mobil, genggaman tangan yang dilakukan oleh Atha kepada Acha tidak pernah lepas pria itu menggandeng pacar nya tersebut dan duduk di meja tempat favorit nya dan langsung pesan apa yang ingin diri nya makan bersama Acha kedua nya lalu menunggu sebentar dan tak lama bubur yang dipesan sudah sampai mereka berdua makan dengan begitu lahap tanpa tahu bahwa beberapa orang yang ada di sana begitu berdecak kagum melihat sosok Atha yang sangat menyayangi pacar nya.     

Tidak banyak yang keduanya lakukan mereka hanya makan dan menikmati bubur tersebut sesekali atau mengusap sudut bibir Acha yang tidak sengaja berbekas kecap atau bubur lain nya melihat hal itu membuat Gina rasanya begitu ingin terbang apa yang dilakukan oleh Ata sangatlah membuat semua wanita cemburu.     

Setelah selesai makan mereka lalu melanjutkan pergi ke tempat dimana seminar berlangsung sekitar tiga puluh lima menit mobil yang dikendarai oleh Atha sudah sampai di sebuah parkiran khusus panitia atta dan juga aca lalu turun dari dalam mobil tersebut . Kedua nya sudah disambut oleh beberapa orang yang ternyata sudah menunggu kedatangan mereka atau lalu menjabat tangan orang tersebut dan mulai mengisi daftar hadir sedangkan Acha hanya mengikuti saja dari belakang mereka lalu masuk ke dalam sebuah ruangan di mana seminar yang akan dilakukan sebentar lagi akan dimulai. Meja dan kursi sudah tersedia dengan nama mereka masing masing.     

Acara demi acara dilalui oleh Acha dan juga Atha dengan begitu lancar, beberapa rekan apa yang melihat Acha berdecak kagum wanita itu terlihat sangat natural dan sangat cantik. Hal itu membuat atas sedikit cemburu pria itu tidak suka saat wanitanya dipandang oleh orang lain.     

Aca yang melihat perubahan sikap dari atas hanya bisa tersenyum wanita itu tahu bahwa saat ini meriahnya sedang cemburu meskipun hal tersebut membuat acar sedikit tidak nyaman tapi dirinya menikmati Apa yang dilakukan oleh kekasih nya tersebut.     

"Nanti lain kali kamu nggak usah lagi ikut ya ke acara yang seperti ini atau kalau kamu mau ikut kamu nanti pakai masker aja." Mendengar hal tersebut rasanya ingin membuat kaca begitu tertawa sungguh saat ini ekspresi wajah Atha sangatlah lucu pria itu cemburu hanya karena orang lain menatap nya kagum. "Terserah kamu saja aku ngikutin apa yang kamu minta aja," balas aja dengan senyum yang lebar.     

Mendengar hal itu membuat, Atha begitu bahagia, pria itu lalu membawa sang kekasih pergi dari tempat tersebut. Dan mulai berjalan ke arah pintu keluar, beberapa rekan Atha mendekat dan menghalangi mereka terlebih mereka sejak tadi sangat ingin berkenalan dengan Acha. Namun, dengan posesif Atha mengatakan bahwa mereka ada hak lain yang harus di urus dan tidak bisa di tinggalkan. Sehingga mereka, harus pergi saat ini juga. Setelah mengatakan hal itu, akhir nya mereka berdu bisa terlepas dari mereka semua.     

***     

Pagi ini, bunda Carissa sibuk memasak beberapa menu makanan untuk sang anak. Wanita paruh baya itu, begitu bahagia ketika mendengar bahwa saat ini diri nya akan kembali mendapatkan seorang cucu, dan hal itu membuat Carissa sudah sangat sibuk.     

Tadi setelah bangun dari tidur nya, Carissa meminta bi Susi untuk pergi ke pasar. Wanita itu, ingin memasakan makanan untuk anak bungsu nya, dan hal itu juga di dukung oleh ayah Bian. Kedua nya belum pernah datang ke rumah dinas anak memang nya itu, sehingga membuat mereka begitu semangat untuk pergi mengunjungi Gina dan juha Daffa.     

Ryu baru saja turun dari lantai dua, saat diri nya turun. Pria itu bingung melihat sang bunda sudah sibuk di dapur dengan suara mixer, di lihat nya jam di dingin ternyata masih sangat pagi. Ryu lalu berjalan menuju sang bunda, "Mau bikin apa Bund?" tanya Ryu. Carissa lalu menoleh ke arah sang anak dengan senyum yang mengembang indah. "Bikin cake buat adik kamu, bunda sama ayah mau ke sana udah lama nggak pernah main," balas bunda Carissa. Sontak saja mendengar hal itu, membuat Ryu menatap tajam.     

"Kenapa bunda dan ayah nggak bilang kalau mau ke sana?!" protes Ryu, pria itu sangat ingin pergi ke rumah sang adik namun, tidak bisa saat ini karena diri nya masih harus melakukan beberapa hal. "Ini, kan udah bilang. Ayo lah kalau Abang mau pergi," ajak bunda Carissa. Ryu menghela napas nya, pria itu hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi, Ryu segera duduk di meja makan di mana sudah ada sang ayah di sana.     

Ryu terus saja mengomel pria itu ingin ikut ke rumah sang adik namun karena keadaan membuat diri nya tidak bisa pergi ke sana dia juga ga yang tidak memberitahu lebih awal Carissa lalu memberitahu sang anak bahwa ide tersebut muncul tadi malam ketika diri nya habis menelpon sang anak. Carissa juga tidak tahu kalau suami nya akan ikut sedangkan Bian yang sudah mendekati masa masa pensiun tidak mau jauh dari istri nya sehingga pria itu ikut ke mana sang istri pergi.     

Setelah selesai mengocok bahan untuk cake yang dibawa ke rumah Gina Bunda Carissa lalu duduk dan kembali menikmati sarapan pagi mereka . Wanita paruh baya itu juga bertanya kepada Ryu mengenai hubungan anak laki laki yaitu dengan perempuan yang kemarin dibawa ke rumah Carissa berpesan untuk tidak menyakiti wanita karena selama ini Karisa selalu mengajarkan hal yang baik kepada anak anak nya. Bian yang ada disana hanya menjadi pendengar saja pria itu tahu bahwa apapun yang diajarkan oleh istri nya semua nya adalah hal baik untuk anak anak mereka terutama sang anak laki laki yang nanti nya akan menikah dan memiliki keluarga sendiri.     

Selesai dari sarapan pagi pria itu lalu pamit dan segera pergi untuk ke kantor namun sebelum nya diri nya menjemput terlebih dahulu sang kekasih hati.     

***     

Siang ini Daffa dan Gina sedang mencari makanan yang diinginkan oleh istri nya tersebut Gina sedang mengidam ingin memakan putu ayu yang berwarna pink. Sudah beberapa penjual yang mereka lewati namun tidak ada satupun yang menjual putu ayu tersebut. Gina terus saja mengajak suaminya untuk terus mencari apa yang dirinya inginkan, bahkan saat ini sudah hampir 2 jam jam mereka berada di jalan karena mencari keinginan sang istri. Daffa tidak tahu dari mana istrinya itu melihat makanan tersebut dengan warna pink. Dafa bahkan sudah menelepon Ibu Sri untuk mencarikan makanan tersebut namun, sampai detik ini belum juga diberitahukan apakah makanan tersebut sudah dapat atau belum.     

"Pokoknya kita harus dapat lho Mas putu ayu nya kalau enggak dapat kamu enggak boleh tidur di rumah." Mendengar hal itu hanya mampu membuat Dafa menatap tidak percaya ke arah istri nya sungguh ini adalah keinginan pertama anak nya yang sangat ribet biasanya Gina hanya ingin diusap perut nya atau punggung nya atau di masakan nasi goreng namun kali ini berbeda Daffa berulang kali menarik napas nya pria itu hanya bisa bersabar dengan tingkah laku yang ditampilkan oleh sang istri. "Tapi kita cari kemana sayang, udah dari tadi kita keliling. Tapi nggak ada yang jual makanan itu," ucap Daffa dengan pasrah. Pria itu sudah sangat lelah mencari apa yang diinginkan oleh sang istri, namun, memang permintaan Gina saat ini sangat sulit dan hal itu membuat Daffa harus banyak bersama.     

Gina tidak tahu wanita itu hanya ingin apa yang diri nya inginkan segera terwujud wanita hamil itu juga mengancam kepada suami nya, bahwa jika sang suami tidak mendapatkan apa yang dirinya inginkan anak mereka akan mengeluarkan banyak air liur mendengar hal itu semakin membuat Dafa bingung . Pria itu lalu menghentikan mobil nya di pinggir jalan dan mencoba meminta beberapa anggota nya untuk mencarikan apa yang diinginkan oleh sang istri.     

Para anggota Dafa sangat kaget ketika mendengar ucapan yang dilontarkan oleh kapten nya tersebut bahkan tak jarang Gilang yang saat ini menerima telepon dari Daffa tertawa dengan sangat keras karena apa yang diinginkan oleh Daffa sangat tidak masuk akal.     

"Kalian harus cari kalau tidak kalian gue hukum."     

Sambungan telepon tersebut segera dimatikan Dafga tidak ingin mendengar banyak hal keluhan dari mulut para anggota nya biarkanlah kali ini dirinya dibilang tidak sportif saat ini Daffa benar benar ingin dibantu oleh para anggota nya karena sungguh diri nya sudah lelah mencari kue putu ayu yang berwarna pink.     

Baru saja Dafa akan menjalankan mobilnya dering ponselnya berbunyi tertera nama sang mertua di sana segera Dafa menyambut panggilan telepon dari ayah Bian tersebut. Ternyata kedua orang tua Gina ingin datang ke asrama Hal itu membuat sedikit hati Daffa tenang karena istrinya itu bisa lebih tidak memikirkan kue putu ayu tersebut. Dafa lalu memberitahukan kepada Gina bahwa ayah Bian dan Bunda Karisa akan datang ke asrama mendengar hal tersebut membuat Gina yang sejak tadi murung langsung saja tampil dengan begitu ceria wanita itu langsung meminta sang suami untuk pulang ke asrama.     

"Buruan Mas, kita pulang. Kasihan bunda dan ayah kalau ternyata kita di luar," balas Gina. Mendengar hal itu, membuat Daffa tersenyum, pria itu segera melajukan mobil nya dan pulang ke rumah.     

Selama di perjalanan, Gina tidak membahas lagi mengenai putu ayu warna pink. Perempuan itu, sudah tidak membicarakan hal itu, Gina hanya fokus dengan musik yang tiba tiba di putar oleh wanita itu. Sekitar dua puluh lima menit, kedua nya sudah sampai di rumah mereka.     

Gina dan juga Daffa segera turun, saat mereka akan membuat pintu. Terdengar dengan sangat jelas suara mobil, kedua nya lalu menoleh ke arah belakang dan ternyata kedua orang tua Gina. Ayah Bian dan bunda Carissa baru saja sampai, Gina menyambut ke datangan kedua orang tua nya dengan begitu kebahagia.     

"Aku kangen banget sama bunda," ucap Gina. Carissa memeluk erat sang anak. "Bunda juga kangen banget sama kamu sayang," balas nya dengan mengusap punggung Gina dengan begitu penuh kasih sayang.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.